UAS Tugas Pribadi

Sistem Pengaman Pada Lift





1. Tujuan
[kembali]

a) Mengetahui Pengertian Sensor Load cell, MQ-2, GP2D12 dan sensor vibrasi
b) Mengetahui Prinsip Kerja Sensor Load cell, MQ-2, GP2D12 dan sensor vibrasi
c) Dapat membuat rangkaian sederhana dengan menggunakan Sensor Load cell, MQ-2,    GP2D12 dan sensor   vibrasi

2. Alat Dan Bahan Simulasi [kembali]

  a. Alat [kembali]


    1 . Voltmeter DC

    Difungsikan guna mengukur besarnya tegangan listrik yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana, untuk penyusunannya dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang sedang diukur.

 


        2.       Power supply

    Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik          yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.





  b. Bahan [kembali]
    1. Resistor

    Resistor merupakan komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan                tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur besarnya arus yang mengalir dalam               rangkaian.

    Spesifikasi Resistor yang dipakai:




 


    2. OP AMP

      Operational Amplifier atau Op-Amp adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penguat         sinyal input baik DC maupun AC.

        Konfigurasi Pin OP-Amp


        Gelombang input dan output op amp


    3.Transistor(NPN)


 

        Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi             sinyal. Pada rangkaian ini transistor hanya digunakan sebagai saklar, dengan adanya arus di base maka transistor akan                 "on"   sehingga akan ada arus dari kolektor ke emitor.

 

        Spesifikasi Transistor:

 

         1. DC Current gain(hfe) maksimal 800

         2. Arus Collector kontinu(Ic) 100mA

         3. Tegangan Base-Emitter(Vbe) 6V

         4. Arus Base(Ib) maksimal 5mA

 

           Data Sheet Transistor:


 

        Grafik Respon:



 

        4. Sensor Ptc Thermistor

    Digunakan untuk mendeteksi suhu yang memiliki temperature positiv dan nilai resistansinya meningkat seiring dengan pertambahan suhu.

Konfigurasi Pin Ptc

Spesifikasi:


 

Grafik Respon Sensor Ptc:


5. Sensor Ntc Thermistor


Spesifikasi :

 

    a. Resistensi pada 25 derajat C: 10K + - 1%

    b. Nilai-B (konstanta material) = 3950 + - 1%

    c. Faktor disipasi (tingkat kehilangan energi dari mode osilasi) d th = (di udara) kira-kira

      7,5mW / K

    d. Konstanta waktu pendinginan termal <= (di udara) 20 detik

    e. Kisaran suhu termistor -55 ° C hingga 125 ° C

 Grafik respon suhu terhadap waktu:


 


data Sheet Ntc:



6.Sensor GP2D12


 

Sensor GP2D12 adalah sensor jarak analog yang menggunakan infrared untuk mendeteksi jarak antara 10 cm sampai 80 cm. GP2D12 mengeluarkan output voltase non linear dalam hubungannya dalam jarak objek dari sensor dan menggunakan interface analog to digital converter (ADC)

 

Konfigurasi pin sensor


 

Data Sheet sensor

 


 7. Sensor Infrared


 


Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

 

Konfigurasi pin infrared:


 

Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah:

 

a. output (Out),

b. Vs (VCC +5 volt DC),

c. Ground (GND)

Grafik Respon Sensor Infrared:


 

Datasheet Sensor Infrared:


 

8.      Relay

Relay adalah komponen yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik yang besar dengan menggunakan kendali listrik arus kecil. Relay memiliki fungsi sebagai saklar atau elektromagnetik switch yang mana dikendalikan oleh magnet listrik.


 Konfigurasi Pin:


 

Spesifikasi Relay:


 


 

9. Motor DC

Digunakan untuk output dari rangkaian dan berjalan jika rangkaian diatur skalanya ke yang telah ditetapkan


 

Tegangan Terukur 5V DC

 Spesifikasi item:

o   Tanpa kecepatan beban 12000 ± 15% rpm

o   Tidak ada arus beban =280mA

o   Tegangan operasi 1.5-9V DC

o   Mulai Torsi =250g.cm (menurut blade yang dikembangkan sendiri)

 o   mulai saat ini =5A

o   Resistansi Isolasi di atas 10O antara casing dan terminal DV 100V

o   Arah Rotasi CW: Terminal [+] terhubung ke catu daya positif, terminal [-] terhubung ke nagative

o   daya, searah jarum jam dianggap oleh arah poros keluaran

o   celah poros 0,05-0,35mm

 

10. Led

Led pada rangakaian digunakan sebagai indicator sensor gp2d12 aktiv 


 

 

Spesifikasi Led:

Tegangan kerja / jatuh tegangan pada sebuah menurut warna yang dihasilkan:

 

    Infra merah : 1,6 V

    Merah : 1,8 V – 2,1 V

    Oranye : 2,2 V

    Kuning : 2,4 V

    Hijau : 2,6 V

    Biru : 3,0 V – 3,5 V

    Putih : 3,0 – 3,6 V

    Ultraviolet : 3,5 V

 

11.Battery

 


Battery pada rangkaian digunakan sebagai supply bagi motor dc

Spesifikasi battery : 12 V

 

12.Logicstate

 

Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya


 13. Buzzer


Merupakan komponen output dari rangkaian




3. Dasar Teori [kembali]

1. Resistor

Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya. Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: O) yang merupakan satuan SI untuk resistansi listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari nama salah seorang fisikawan hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau juga yang mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga sekarang.

Rumus dari Rangkaian Seri Resistor: Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn

Rumus dari Rangkaian paralel Resistor: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn

Rumus resistor dengan hukum ohm: R = V/I

Cara menentukan nilai resistor dapat dilihat dengan gelang warna pada tabel berikut:


Contohnya sebagai berikut

 

 

2. Transistor

 

a.Transistor NPN

 

Pada transistor NPN, semikonduktor tipe-P diapit oleh dua semikonduktor tipe-N. Transistor NPN juga dapat dibentuk dengan menghubungkan anoda dari dua dioda sebagai base dan katoda sebagai kolektor dan emitor. Arus mengalir dari kolektor ke emitor karena potensial kolektor lebih besar daripada base dan emitor.


 b. Transistor PNP


 

 Pada transistor PNP, semikonduktor tipe-N diapit oleh dua semikonduktor tipe-P. Transistor PNP juga dapat dibentuk dengan menghubungkan katoda dari dua dioda sebagai base dan anoda sebagai kolektor dan emitor. Hubungan emitter-base foward bias sementara collector-base reverse bias. Jadi, arus mengalir dari emitor ke kolektor karena potensial emitor lebih besar daripada base dan kolektor.

    Transistor sebagai saklar

Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan mencapai titk jenuh (saturasi). Pada titk jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut-off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor. Nilai resistor terhubung ke base (Rb) dapat dihitung dengan;

Rb = Vbe / Ib

 

    Transistor sebagai penguat

 

Transistor sebagai penguat jika bekerja dalam daerah aktif. Tegangan, arus, dan daya dapat diperkuat dengan beberapa konfigurasi seperti common emitter, common colector, dan common base.

 DC Current Gain = Collector Current (Ic) / Base Current (Ib)


 

 

3.IC OP-AMP

Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.

Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ~)

b. Impedansi input tak berhingga (rin = ~)

c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ~)

d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)

 

Grafik ouput dan input OP AMP

Rangkaian Dasar OP AMP

a. OP AMP Inverting


Penguatan yang outputnya berbeda fasa 180° dengan inputnya, bila input positif maka output akan menjadi negatif.
 

Vout = - (Rf / R1) Vin

b. OP AMP Non Inverting


Penguatan yang outputnya sama dengan input yaitu tidak ada pembalikan fasa.
 

Vout = Vin (1 + Rf / Rin)


4. Sensor Ptc Thermistor

Thermistor PTC

Thermistor merupakan resistor yang sensitif terhadap perubahan suhu dalam listrik. Resistansi akan berubah jika temperature badan sensor berubah. Hal ini berbeda dibandingkan dengan a wirewound or metal film resistance temperature.

 


Pada temperature dibawah 0 derjat sampai r min maka nilai resistansinya rendah dan RT vs T memberikan koefisien negative. Jika temperature naik maka resistansi akan menjadi positif dan menjadi naik. Ketika batas atau switching temperature maka tingkat kenaikan akan lebih signifikan dan karakteristik Ptc semakin curam. Ketika response menjadi maximum maka koefisien akan menjadi negative kembali.

 

5. Thermistor NTC

 

Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal Resistor” yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).

 

 Nilai Resistansi Thermistor NTC akan turun jika suhu di sekitar Thermistor NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif). Sedangkan untuk Thermistor PTC, semakin tinggi suhu disekitarnya, semakin tinggi pula nilai resistansinya (berbanding lurus / Positif).

 

·       Simbol dan Gambar Thermistor NTC

 

Berikut ini adalah Simbol dan Gambar Komponen Thermistor NTC :


 

Contoh perubahaan Nilai Resistansi Thermistor NTC saat terjadinya perubahan suhu disekitarnya (dikutip dari Data Sheet salah satu Produsen Thermistor MURATA Part No. NXFT15XH103), Thermistor NTC tersebut bernilai 10kO pada suhu ruangan (25°C), tetapi akan berubah seiring perubahan suhu disekitarnya. Pada -40°C nilai resistansinya akan menjadi 197.388kO, saat kondisi suhu di 0°C nilai resistansi NTC akan menurun menjadi 27.445kO, pada suhu 100°C akan menjadi 0.976kO dan pada suhu 125°C akan menurun menjadi 0.532kO. Jika digambarkan, maka Karakteristik Thermistor NTC tersebut adalah seperti dibawah ini :

Pada umumnya Thermistor NTC adalah Komponen Elektronika yang berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang berhubungan dengan Suhu (Temperature). Suhu operasional Thermistor berbeda-beda tergantung pada Produsen Thermistor itu sendiri, tetapi pada umumnya berkisar diantara -90°C sampai 130°C. Beberapa aplikasi Thermistor NTC di kehidupan kita sehari-hari antara lain sebagai pendeteksi Kebakaran, Sensor suhu di Engine (Mesin) mobil, Sensor untuk memonitor suhu Battery Pack (Kamera, Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk memantau suhu Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada Komputer dan lain sebagainya. Thermistor NTC atau Thermistor PTC merupakan komponen Elektronika yang digolongkan sebagai Komponen Transduser, yaitu komponen ataupun perangkat yang dapat mengubah suatu energi ke energi lainnya. Dalam hal ini, Thermistor merupakan komponen yang dapat mengubah energi panas (suhu) menjadi hambatan listrik.

1. Resistensi Daya-Nol dari Termistor: (R)

Titik referensi yang nyaman untuk termistor yang disediakan oleh resistansi adalah pada 25 ° C (pada dasarnya pada suhu kamar). Rumus yang digunakan untuk menentukan resistansi termistor:

 

                                                               R = R0 expB (1 / T-1 / T0)

 

Dimana, R = Resistensi pada suhu lingkungan T (K)

 

           R0 = Resistensi dalam suhu lingkungan T0 (K)

 

             B = Konstanta material

 

2. Konstanta Material: (B)

Konstanta material B mengontrol kemiringan karakteristik RT seperti yang ditunjukkan pada gambar. Nilai B bervariasi menurut suhu dan ditentukan antara dua suhu 25 ° C dan 85 ° C dengan rumus:

B25 / 85 = ln (R 85 / R 25 ) / (1 / T - 1 / T 0 )

 

B 25/85 adalah nilai yang digunakan untuk membandingkan dan mengkarakterisasi keramik yang berbeda. Toleransi pada nilai ini disebabkan oleh komposisi material

 

3. Koefisien suhu Resistensi: ( a )

Nilai ini menunjukkan kepekaan suatu sensor menurut perubahan suhu. Ini didefinisikan sebagai:

 

                                       a = ? B / T 2

Rumus tersebut menyatakan bahwa toleransi relatif pada a sama dengan toleransi relatif pada nilai B.

4. Konstanta Waktu Termal

 

Ini adalah periode waktu di mana suhu termistor akan berubah dengan cepat 63,2% perbedaan suhu (T 0 ) dari suhu lingkungan (T 1 ).

5. Konstanta Disipasi Termal

 

Besarnya daya listrik P (mW) yang dikonsumsi pada T1 (suhu lingkungan) dan T2 (suhu thermistor naik), dengan rumus sebagai berikut:

 

                                       P = C (T2-T1)

Di mana, C adalah konstanta disipasi termal.

 

6. Sensor GP2D12

 

Sensor GP2D12 adalah sensor jarak analog yang menggunakan infrared untuk mendeteksi jarak antara 10 cm sampai 80 cm. GP2D12 mengeluarkan output voltase non linear dalam hubungannya dalam jarak objek dari sensor dan menggunakan interface analog to digital converter (ADC)


 

Spesifikasi Teknis:

 

.a. Range 10 – 80 cm

 b. Update frequency/ period 25 Hz / 40ms

 c. power supply voltage 4.5 – 5.5 V

 d. Noise on analog output < 200mV

 e. Mean consumtion 35 mA 
 

 

Kelemahan:

 

a.    Respon 40ms

b.    Error bila jarak <10cm dan pada cermin

c.    Hanya dapat mengukur <80 cm

Kelebiahan:

 

a.    Dapat mengukur jarak pada bidang miring

b.    Sudut pengukuran sempit

c.    Sangat direktif

 

Berikut hubungan anatara jarak dan deteksi objek terhadap output analog sensor


7. Sensor Infrared

Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

 

  Komponen led inframerah atau infra red (IR) pada dasarnya adalah led yang memancarkan sinar infra merah dengan panjang gelombang 850nm.

 

Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier).

 

Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP


 

Prinsip Kerja sensor infrared:


 

Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari sensor ditentukan.


 

Rangkaian dasar sensor infrared common emitter yang menggunakan led infrared dan fototransistor

 

Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3


 

Keadaan Basis Mendapat Cahaya Infra Merah dan Berubah Menjadi Saklar (Switch Close) Secara Sesaat

 

Grafik Respon Sensor Infrared:


 

Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.

 

8. Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Ada besi atau yang disebut dengan nama inti besi dililit oleh sebuah kumparan yang berfungsi sebagai pengendali.  Sehingga kumparan kumparan yang diberikan arus listrik maka akan menghasilkan gaya elektromagnet.  Gaya tersebut selanjutnya akan menarik angker untuk pindah dari biasanya tutup ke buka normal.  Dengan demikian saklar menjadi pada posisi baru yang biasanya terbuka yang dapat menghantarkan arus listrik.  Ketika armature sudah tidak dialiri arus listrik lagi maka ia akan kembali pada posisi awal, yaitu normal close.

 

Fitur:

 

 1. Tegangan pemicu (tegangan kumparan) 5V

 2. Arus pemicu 70mA

 3. Beban maksimum AC 10A @ 250 / 125V

 4. Maksimum baban DC 10A @ 30 / 28V

 5. Switching maksimum

 

9. Motor DC


 Prinsip Kerja Motor DC

 

Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), ArmatureWinding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator)dan Brushes (kuas/sikat arang).

 

Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti

 


Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.

 

10.Led

LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mempu mengeluarkan cahaya. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi pada LED elektron menerjang sambungan P-N (Positif-Negatif). Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

LED memiliki bentuk fisik seperti gambar berikut:

 


 

LED memiliki dua kaki yang terbuat dari sejenis kawat. Kawat yang panjang adalah anoda, sedangkan kawat yang pendek adalah katoda. Coba perhatikan bagian dalam LED, akan terlihat berbeda antara kiri dan kanannya. Yang ukurannya lebih besar adalah katoda, atau yang mempunyai panjang sisi atas yang lebih besar adalah katoda.

Anoda adalah elektroda, bisa berupa logam maupun penghantar listrik lainnya pada sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus mengalir ke dalamnya. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron.

 Katoda merupakan kebalikan dari anoda. Katoda adalah elektroda dalam sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir keluar darinya.

 

11.Battery

Battery pada rangkaian digunakan sebagai supply bagi motor dc

Spesifikasi battery : 12 V

Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda. Terminal bertanda negatif adalah sumber elektron yang akan mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke terminal positif. Ketika baterai dihubungkan ke beban listrik eksternal, reaksi redoks mengubah reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi lebih rendah, dan perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal sebagai energi listrik. Secara historis istilah "baterai" secara khusus mengacu pada perangkat yang terdiri dari beberapa sel, namun penggunaannya telah berkembang untuk memasukkan perangkat yang terdiri dari satu sel. Kutub yang bertanda positif menandakan bahwa memiliki energi potensial yang lebih tinggi daripada kutub bertanda negatif. Kutub bertanda negatif adalah sumber elektron yang ketika disambungkan dengan rangkaian eksternal akan mengalir dan memberikan energi ke peralatan eksternal. Ketika baterai dihubungkan dengan rangkaian eksternal, elektrolit dapat berpindah sebagai ion didalamnya, sehingga terjadi reaksi kimia pada kedua kutubnya. Perpindahan ion dalam baterai akan mengalirkan arus listrik keluar dari baterai sehingga menghasilkan kerja. Meski sebutan baterai secara teknis adalah alat dengan beberapa sel, sel tunggal juga umumnya disebut baterai.







4. Percobaan [kembali]


1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan

2. Disarankan agara membaca datasheet setiap komponen

3. Cari komonen yang diperlukan di library proteus

4. Pasang Sensor ptc,ntc dan sensor gp2d12, resistor , led,relay, motor dc, transistor dan power suply sesuai  gambar rangkaian dibawah

5. Atur nilai resistor serta sensor ptc dan ntc

6. Coba dijalankan rangkaian apabila ouput hidup(motor dc) maka rangkaian bisa digunakan










  Jika pada sensor Load cell mendeteksi beban lebih dari 0,75 Ton atau pada rangkaian lebih dari skala 75 maka arus mengalir dari power supply dan masuk kesensor Load cell  dengan output tegangan pada sensor sebesar 0.018V masuk ke op amp non inverting yang mana terjadi penguatan sebesar 45x sehingga output menjadi 0.82V  lalu arus masuk ke kaki base pada transistor karena terukur sebesar 0,82V sehingga transistor aktiv dan arus mengalir dari power supply ke relay lalu ke kaki VEE transistor. Karena tegangan pada relay cukup maka relay aktiv dan membuat output hidup yaitu motor dc bergerak untuk membuka pintu lift dan led indikator dan buzzer hidup .

    Jika pada sensor MQ-2 yang akan aktiv saat pada logicstate diberi logika 1 maka arus mengalir dari power supply dan masuk kesensor MQ-2   dengan output tegangan pada sensor sebesar 5V masuk ke resistor 10k lalu ke op amp non inverting yang mana terjadi penguatan sebesar 2x sehingga output menjadi 9.9V  lalu arus masuk ke R6 sehingga tegangan pada transistor terukur sebesar 0,86V sehingga transistor aktiv dan arus mengalir dari power supply ke relay lalu ke kaki VEE transistor. Karena tegangan pada relay cukup maka relay aktiv dan membuat output hidup yaitu motor dc bergerak untuk membuka pintu lift dan led indikator dan buzzer hidup .

    Pada rangkaian ini jika sensor GP2D12 mendeteksi objek pada jarak (10-27cm). Jika dimisalkan pada jarak 11cm maka arus mengalir dari power ke sensor dan terukur tegangan output pada sensor sebesar 2,17 V dan arus masuk ke ke op amp non inverting amplifier. Disana terjadi penguatan sebesar 3,8x sehingga menghasilkan output sebesar 8,25V dan menuju ke R10 dan masuk ke transistor.pada transistor terukur tegangan sebesar 0,84V yang menghidupkan transitor sehingga arus dari power suplly masuk ke  relay lalu ke VEE transistor dan menuju ground. Karena tegangan pada relay cukup maka relay aktiv.

    Jika pada sensor vibrasi yang akan aktiv saat pada logicstate diberi logika 1 maka arus mengalir dari power supply dan masuk kesensor MQ-2   dengan output tegangan pada sensor sebesar 5V masuk ke resistor 10k lalu  sehingga tegangan pada transistor terukur sebesar 0,82V sehingga transistor aktiv dan arus mengalir dari power supply ke relay lalu ke kaki VEE transistor. Karena tegangan pada relay cukup maka relay aktiv dan membuat output hidup yaitu motor dc bergerak untuk membuka pintu lift dan led indikator dan buzzer hidup .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar